Penelitian: Garam Meja Terfortifikasi Asam Folat Dapat Cegah Cacat Bawaan

- 13 Maret 2024, 09:25 WIB
Ilustrasi garam.
Ilustrasi garam. /Pexels/Lorena Martinez/

PIKIRAN RAKYAT PACITAN - Peran asam folat dalam mencegah cacat bawaan yang mengancam jiwa seperti spina bifida dan anensefali telah diakui secara luas.

Dalam perkembangan baru, para peneliti menyarankan untuk memperkuat garam meja dengan asam folat sebagai strategi diet yang baru untuk lebih melindungi terhadap cacat bawaan ini.

Dikutip dari Medical Daily, Rabu, sesuai rekomendasi WHO, mulai dari saat seorang wanita mulai mencoba hamil hingga 12 minggu kehamilan, ia perlu mengonsumsi 400 mikrogram asam folat setiap hari.

Baca Juga: Harga Beras Naik, Jokowi: Cuaca dan Iklim Bikin Gagal Panen Jadi Harga Naik

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyarankan agar semua wanita usia reproduksi yang dapat hamil mengonsumsi suplemen asam folat selain makanan yang mengandung folat dari diet yang bervariasi untuk mencegah cacat bawaan.

Untuk memastikan wanita mendapatkan asupan asam folat yang cukup melalui diet, Majelis Kesehatan Dunia menyetujui resolusi yang menganjurkan fortifikasi asam folat dalam makanan pada Mei 2023.

Meskipun sekitar 65 negara, termasuk Amerika Serikat, telah memasukkan asam folat melalui fortifikasi bahan makanan pokok yang wajib, lebih dari 100 negara masih belum menerapkannya karena keterbatasan kapasitas atau kurangnya keinginan politik.

Meskipun adanya upaya tersebut, perkiraan menunjukkan bahwa sekitar 260.000 kelahiran di seluruh dunia (sekitar 20 per 10.000 kelahiran) masih terkena spina bifida dan anensefali, yang mengakibatkan jumlah keguguran, penghentian kehamilan yang dipilih, serta kematian bayi dan anak yang signifikan.

Dalam sebuah studi terbaru yang dipublikasikan dalam Jaringan Terbuka JAMA, para peneliti menyarankan solusi yang sederhana dan lebih murah terhadap masalah tersebut melalui penggunaan garam meja yang diperkaya.

"Kami membuktikan bahwa asam folat dapat masuk ke dalam darah melalui garam. Semoga, negara-negara yang belum menerapkan program fortifikasi sekarang dapat melihat infrastruktur mereka dan menyadari bahwa fortifikasi garam murah dan sangat mudah untuk ditambahkan dalam jumlah asam folat yang diperlukan untuk menyelamatkan nyawa. Kami tahu itu berhasil. Yang kami butuhkan sekarang adalah tindakan," kata Penulis Utama Studi Jogi Pattisapu.

Halaman:

Editor: Ikbal Tawakal


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x